Skenario “Menyeduh” Kopi Bengkulu, Dari Lokal Hingga Internasional

Published by Adm on

Kominfonews (12/10). Indonesia merupakan negara produsen sekaligus eksportir kopi terbesar di dunia. Saat ini, produksinya berada di posisi ke empat, di bawah Brazil, Vietnam dan Kolombia.

Provinsi Bengkulu termasuk penghasil kopi terbesar di Indonesia. Menurut Pelaksana Tugas Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah, produksi kopi Bengkulu berada di urutan ketiga. Produksi yang dihasilkan, mencapai 66 hingga 80 ribu ton pada 2016.

“Jika produksinya dibandingkan dengan provinsi lain, jumlah tersebut cukup besar. Tetapi jika diturunkan pada pendapatan petani, ini produktivitas per satuan lahan masih rendah sekali,” tutur Rohidin dalam perayaan Internasional Coffee Day di Bengkulu, Rabu (11/10/2017).

Produksi kopi Bengkulu, lanjut alumni Institut Pertanian Bogor dengan predikat lulusan terbaik dan tercepat program Magister Manajemen Agribisnis ini, masih di kisaran angka 700 kilogram per tahunnya dalam satu hektar lahan. Rendahnya harga dan hasil produksi kopi, maka pendapatan petani juga rendah.

Untuk itu, dirinya menyatakan pemerintah mendorong peningkatan produktivitas hingga promosi pemasaran. Kopi Bengkulu sendiri, menurut Rohidin kualitas mampu bersaing di pasar kopi dunia. Ia menyebutkan, Bengkulu juga memproduksi specialty coffee yang memperkaya varian kopi Nusantara.

“Produk-produk kopi Bengkulu ini sudah mulai dikenal, konsumsi kopi Bengkulu juga harus terus menjadi trend gaya hidup,” kata Rohidin.

null

Rohidin juga memaparkan, pemerintah terus berupaya mendorong peningkatan produktivitas dengan memanfaatkan teknologi pertanian, salah satunya dengan peremajaan tanaman kopi pada perkebunan rakyat. Kopi Bengkulu juga menjadi perhatian serius pemerintah agar terwujud agribisnis komoditas kopi yang berkelanjutan dan berdaya saing.

“Tentu harapannya untuk kesejahteraan bagi semua pelaku usaha perkopian, dari hulu sampai hilir. Komoditas ini jelas meningkatkan kontribusinya terhadap perekonomian,” demikian ucap Rohidin.

Dalam kesempatan yang sama, Plt Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu Rasmawan menyampaikan pemerintah bakal membangun Kampung Kopi di Kabupaten Kepahiang dan Rejang Lebong. Dua kabupaten tersebut merupakan termasuk wilayah penghasil kopi di Provinsi Bengkulu. Kampung Kopi yang digagas adalah areal kebun kopi rakyat yang kemudian diintegrasikan dengan pariwisata.

“Kampung Kopi sudah kita survei, dan respon masyarakat sangat positif. Selain sektor perkebunan, ini terpadu dengan pariwisata serta perindag (perindustrian dan perdagangan. Red),” papar Rasmawan.

 

Merajai Kopi Dunia

Melalui peningkatan produktivitas kopi nasional, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan tekadnya mendudukkan posisi Indonesia sebagai raja kopi dunia. Setidaknya, mampu menyalip Vietnam yang kini di posisi kedua.

“Dulu kita nomer dua, kalau ini (produksi kopi) naik satu juta ton saja, kita bisa kembali ke peringkat dua. Kalau dua juta ton, kita merajai kopi dunia,” tegas Menter Amran saat rakor perbenihan dan perbibitan di Bengkulu beberapa waktu lalu.

Menteri kelahiran Bone Sulawesi Selatan itu sempat menceritakan saat kunjungannya menghadiri WCPF (World Coffe Producers Forum) di Columbia bulan Juli lalu. Ia bertemu dan mendengar Bill Clinton berulang kali menyebutkan “Indonesian Coffee”.

Brazil, terang Amran, memiliki hampir 2 juta hektar dengan produktivitas 1,4 ton per hektar, dan Vietnam dengan lahan 589 ribu hektar hasilkan 2,3 ton per hektar. Sementara, Indonesia seluas 1,23 juta hektar yang 1,19 juta hektar lahan milik perkebunan rakyat dengan produktivitas 0,6 ton saja. Tercatat produksi kopi nasional pada 2016 mencapai 639.305 ton. (Jamal-Media Center Pemprov Bengkulu)


0 Comments

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

nineteen − 15 =